Edukasi

Dedikasi Suprianto Haseng untuk Merawat Mimpi Anak-Anak Perbatasan

[ A+ ] /[ A- ]

Memiliki mimpi adalah salah satu aspek penting dalam hidup yang dapat memberikan arah, motivasi, dan tujuan. Mimpi bisa menjadi pendorong utama yang membuat seseorang terus berusaha dan berkembang.

Salah satu kutipan terkenal dari Eleanor Roosevelt yang sering dikaitkan dengan pentingnya memiliki mimpi adalah, “Masa depan adalah milik mereka yang percaya pada keindahan impian mereka.”

Kutipan ini menggarisbawahi bahwa percaya pada mimpi kita adalah langkah pertama menuju pencapaian masa depan yang diinginkan. Kepercayaan pada mimpi seperti cahaya yang menerangi sekaligus memberikan kekuatan dan semangat untuk terus maju.

Namun, cahaya mimpi bisa menjadi redup tatkala situasi menjadi sulit dan serba terbatas. Jika dibiarkan lebih lama, redup bisa menjadi padam.

Sulitnya Tinggal di Perbatasan

Adalah Suprianto Haseng, seorang pemuda yang tumbuh dan besar Pulau Sebatik, salah satu pulau terluar Indonesia yang berada di lepas pantai timur Kalimantan. Jarak terdekat antara Pulau Sebatik dan daratan Kalimantan adalah sekitar 1 kilometer (0,62 mil).

Sebatik menjadi milik dua negara. Bagian utara pulau ini masuk ke wilayah negara bagian Sabah, Malaysia. Sedangkan bagian selatan masuk ke wilayah provinsi Kalimantan Utara, Indonesia.

Sebelum Indonesia dan Malaysia merdeka, Sebatik sempat dikuasai oleh Inggris dan Belanda. Pemisahan wilayah di pulau ini sesuai dengan perjanjian Konvensi London 1891. Wilayah Sebatik yang dikuasai oleh Belanda diambil oleh Indonesia, dan semua wilayah Sebatik yang dikuasai oleh Inggris diambil oleh Malaysia.

Kembali ke Suprianto Haseng. Ia merasakan bagaimana sulitnya hidup di daerah tertinggal dan penuh keterbatasan. Suprianto juga merasa prihatin terhadap sulitnya mendapatkan buku-buku di daerah perbatasan tersebut. Wajar saja, di Pulau Sebatik tidak ada toko buku, apalagi akses internet.

Namun, Suprianto tidak menyerah begitu saja. Tertinggal dan terbatas tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah adalah jika hanya tinggal diam tanpa berbuat sesuatu.

Para relawan SEJUMI mengumpulkan buku bacaan. Sumber gambar: akun Instagram @gerakan_sejumi

Gerakan SEJUMI

Berangkat dari kondisi tak mengenakkan yang terjadi di Pulau Sebatik, Suprianto Haseng memberanikan diri untuk membentuk sebuah komunitas yang dinamakan Gerakan SEJUMI. Gerakan ini didirikan pada 2 Desember 2017.

Sesuai namanya SEJUMI adalah Gerakan Sejuta Buku, Sejuta Mimpi. Gerakan ini bersifat kerelawanan di bidang sosial dan pendidikan, khususnya di daerah pedalaman dan pelosok negeri.

“Awal berdirinya komunitas SEJUMI ini tahun 2017 waktu saya masih kuliah di Jakarta. Sebagai wilayah perbatasan, di Sebatik itu tidak ada toko buku dan akses internet susah. Anak-anak cukup sulit mendapatkan informasi,” ungkap Suprianto.

Melalui komunitas ini, Suprianto Haseng berusaha untuk mewujudkan mimpi-mimpi kecil anak batas dengan cara sederhana. Suprianto mengumpulkan buku-buku bacaan untuk dikirim ke Sebatik. Gerakan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak. Suprianto mendapatkan kiriman buku dari seluruh Indonesia, hingga ia merasa kewalahan.

Suprianto kemudian mengajak para pemuda di Sebatik untuk menjadi relawan gerakan ini. Pada tanggal 28 Maret 2018, mereka mendirikan Rumah Baca Teras Perbatasan.

Rumah baca ini tidak hanya menyalurkan buku bacaan kepada anak-anak di Pulau Sebatik, tetapi juga mengadakan kegiatan lain. Tujuannya untuk meningkatkan literasi dan mengembangkan sumber daya manusia.

Salah satu aktivitas Gerakan SEJUMI. Sumber gambar: akun Instagram @gerakan_sejumi

SATU Indonesia Awards 2023

Karena konsistensinya dalam mengenalkan budaya literasi kepada anak-anak di Pulau Sebatik, Suprianto Haseng mendapatkan apresiasi dari Astra. Pada tahun 2023, Suprianto terpilih menjadi salah satu penerima Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards tingkat provinsi untuk bidang pendidikan.

SATU Indonesia Awards merupakan wujud apresiasi Astra untuk generasi muda, baik individu maupun kelompok yang memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi, serta satu kategori Kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.

Apa yang telah dilakukan oleh Suprianto Haseng patut kita teladani. Perjuangannya merawat mimpi anak-anak di perbatasan melalui gerakan literasi, menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk memiliki semangat untuk hari ini dan masa depan Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *